Bagi sebagian besar orang kopi bukan hanya
sekedar minuman tetapi juga seperti jiwa dalam diri. Mungkin kita sering
mendengar orang berkata “apapun akan kuhadapi tapi minum kopi dulu” kalimat ini
terdengar sepele tapi bagi pecinta kopi kalimat ini dapat mempresetasikan
bagaimana hidupnya sangat bergantung pada kopi. Tapi pernahkan anda mencari tau
bagaimana proses kopi di tanam hingga bisa tersaji dicangkir dan dapat
dinikmati sepanjang hari?. Melalui artikel inilah kita akan mempelajari
bagaimana pohon kopi bisa tumbuh hingga menghasilkan biji yang berkualitas.
Kopi pertama kali ditemukan di abad ke 7
di Ethiopia, namun perdangangan serta budidaya kopi mulai popular sejak abad ke
15 oleh pedagang Arab di Yaman. Di Indonesia sendiri popularitas kopi tak
terlepas dari penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Dimana diabat ke 17
ketika kopi berhasil sampai di eropa namun tak bisa ditanam disana sehingga
menjdikan negara jajahannya sebagai tempat menanam kopi termasuk Indonesia. penting
dalam proses penanaman kopi. Berbeda dengan tanaman lain kopi hanya bisa
dipanen 1 kali dalam 1 tahun dan yang dipetik adalam buah kopi yang sudah merah
atau ceri kopi.
Heritage Coffee Farm merupakan kebun kopi percontohan
dengan melakukan pendekatan modern dan prosedur perawatan yang maksimal, yang
terletak di desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng-Bali dimana desa
ini merupakan salah satu sentra perkebunan kopi. Sebagai kebun percontohan
Heritage Coffee Farm memastikan proses penanaman dan perawatan pohon kopi
dijaga dengan sangat baik. Varietas kopi yang tanam pada Heritage Coffee Farm
adalah varietas komasti Arabika. komasti arabik merupakan campuran 6 genotipe
terpilih yakni com 8, com 29, com 34, com
79, com 99, dan com 130. Dengan katai (dwarf), tanjuk agak ramping dan kompak
dengan percabangan agak melebar, mendatar, dan kokoh, diameter tanjuk terpanjang
mencapai 210 cm. dengan potensi rata rata produksi 1.816 ton biji kopi/ha,
dengan potensi tertinggi sebanyak 2,1 to biji/ha untuk penanaman dengan
populasi 2.000 pohon/ha dengan system pangkas batang tunggal. Umur ekonomis yang diharapkan dari vaietas jenis ini yakni
25 tahun dengan pangkas system batang tunggal. Untuk lokasi adaptasi varietas
jenis ini mampu tumbuh diatas ketinggian 1.000 mpdl dengan tipe iklim B, C,
atau D (Schmidt & Fergusin)
Pemilihan varietas ini tentunya bukan tanpa sebab, terdapat berbagai keunggulan dari varietas jenis ini diantaranya
Terdapat beberapa tahapan yang perlu bibit
kopi alami sebelum akhirnya menghasilkan buah berkualitas yang nantinya
dijadikan sebagai produk olahan kopi, pada kebun kopi percontohan Heritage
Coffee Farm pembibitan dilakukan di desa Gesing kecamatan Banjar dengan
ketinggian 1420 mdpl melalui perawatan yang sangat ekstra hingga siap ditanam
saat jumlah daun 6-8 lembar. Setelah melewati tahap pembibitan bibit kopi akan
siap ditanam kemudian dilakukan perawatan intensif yang dilakukan oleh tenaga
ahli hingga pohon kopi siap berbuah diusia kurang lebih 2 tahun. Komasti
arabika yang ditanam di Heritage Coffee Farm ditanam di desa munduk dengan
ketinggian 1.200 mdpl. Penanaman yang dilakukan di Heritage Coffee Farm
dilakukan oleh tim ahli yang berpengalaman serta dilakukan dengan memperhatikan
faktor faktor keberhasilan dalam budidaya kopi jenis ini. Heritage Coffee Farm
tak hanya sebagai kebun kopi percontohan tetapi juga diharapkan menjadi sumber
kopi kopi berkualitas kelas dunia.